Agar Program Hamil Lancar, Berikut Siklus Haid Normal serta Fase Ovulasi yang Perlu Dipahami

Setiap bulannya, seitap wanita akan mengalami siklus haid. Siklus haid terjadi ketika terdapat serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksi yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.

Pada kondisi yang normal, wanita akan mengalami haid setiap bulannya, dimulai dari masa pubertas hingga memasuki usia menopause.

Siklus haid bisa saja dapat berjalan secara teratur, misalnya waktu terjadinya bisa sama setiap bulannya. Namun, pada bebeapa kasus juga bisa mengalami ketidakteraturan.

Tingkat rasa nyeri biasanya akan berbeda-beda setiap orang, terkadang ada yang merasakan nyeri ringan hingga berat, atau bahkan tidak mengalami rasa nyeri sama sekali.

Waktu haid juga biasanya berbeda-beda, ada yang lama ada juga yang sebentar, yang sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk lebih jelasnya, kamu dapat mengunjungi situs charmgirlstalk.com, Charm Girl’s Talk merupakan situs edukasi menstruasi secara online. Selain itu, di Charms girl’s talk juga ada online class yang akan mengulas semua permasalahan wanita. Yuk kunjungi website Charms girl’s talk dan daftar jadi membernya agar #TakAdaMomenTerlewatkan

Pengertian Siklus Haid

Siklus haid adalah proses bulanan yang dialami oleh wanita, di mana terjadi serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksinya karena didorong oleh hormon. Pada setiap siklus haid, sel telur akan berkembang dan dilepaskan dari ovarium (ovulasi).

Di saat yang sama, lapisan rahim pun akan menebal untuk mempersiapkan kehamilan. Jika sel telur yang lepas tak juga dibuahi, maka lapisan tersebut akan luruh dan keluar melalui vagina.

Kondisi ini yang disebut haid. Sementara itu, bila sel telur tersebut berhasil dibuahi maka kehamilan bisa terjadi. Adapun cara menghitung siklus haid, mulailah mencatat siklus haid kita di kalender.

Mulailah dengan melacak tanggal mulai haid setiap bulan selama beberapa bulan berturut-turut untuk mengidentifikasi keteraturan periode haid.

Atau, Kamu bisa menggunakan berbagai aplikasi penghitung haid yang dapat mencatat siklus haid agar dapat mengetahui apakah masih dalam kondisi normal atau tidak.

Bagaimana Siklus Haid yang Normal?

Apakah Kamu masih bingung bagaimana siklus haid yang normal? Dikutip dari laman Allina Health, siklus haid normal setiap orang bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia. Berikut ini penjelasannya:

1. Siklus haid Usia 20 – 30 Tahun

Rata-rata siklus haid normal di usia ini berlangsung selama 28 hari jika dihitung dari hari pertama 1 siklus hingga hari pertama siklus berikutnya. Sebagian besar siklus terjadi dalam 21 – 45 hari. Biasanya, siklus akan berlangsung 2 – 7 hari.

Namun, Kamu perlu memperhatikan beberapa tanda yang tidak wajar, seperti:

  • Aliran haid yang sangat deras dan berlangsung lebih dari 7 hari
  • Siklus haid kurang dari 21 hari, atau lebih dari 38 hari
  • Terdapat bercak darah pada saat tidak haid

2. Siklus haid Usia 30-40 Tahun

Biasanya wanita akan mengalami menopause saat berusia 51 – 52 tahun. Namun, menopause dapat terjadi lebih awal pada beberapa wanita.

Nah, selama 10 tahun menjelang menopause, banyak wanita sering mengalami perubahan siklusnya. Siklus haid normal rata-rata untuk wanita di usia akhir 30-an dan 40-an cenderung menjadi siklus yang lebih pendek dengan perdarahan yang lebih banyak. Namun, ketika memasuki menopause dini, biasanya siklus haid menjadi tidak lancar.

Ketika wanita mengalami penuaan ovarium, ovulasi sering terjadi lebih awal dalam siklus. Periode mulai datang sedikit lebih awal, dan siklusnya menjadi lebih pendek, serta tidak teratur.

Selain itu, perhatikan juga beberapa tanda menopause dini, yaitu:

  • Mengalami hot flashes atau semburan panas.
  • Vagina terasa kering.
  • Gangguan pada saluran kemih.
  • Mengalami kesulitan untuk buang air kecil.

Nah, Kamu sudah mengetahui siklus haid yang normal. Lantas, seperti apa saja tanda-tanda siklus haid yang abnormal? Simak ulasan selanjutnya, ya.

Kenali 4 Fase Ovulasi dan Haid Wanita

Perlu Kamu pahami, siklus haid wanita dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:

  1. Fase haid
  2. Fase folikuler
  3. Fase ovulasi
  4. Fase luteal

Penting bagi wanita untuk mengenali setiap fase tersebut, sebab ini dapat membantu memprediksi waktu haid yang akan datang. Hal ini juga berguna untuk mengetahui masa subur demi merencanakan kehamilan.

Berikut penjelasan tentang 4 fase haid yang umumnya dialami oleh wanita:

1. Fase Haid

Fase haid adalah tahap pertama dari siklus haid. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dilepas oleh ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi.

Tidak terjadinya kehamilan membuat kadar hormon estrogen dan progesteron yang dimiliki wanita menurun. Lapisan rahim yang menebal untuk mempersiapkan kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Kondisi ini menyebabkan lapisan tersebut meluruh, lalu keluar lewat vagina sebagai kombinasi darah, lendir, dan jaringan dari rahim.

Ketika mengalami haid, wanita dapat merasakan gejala-gejala, seperti:

  • Kram perut
  • Payudara terasa kencang
  • Kembung
  • Perubahan suasana hati
  • Mudah marah
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung bawah

Rata-rata wanita mengalami fase ini selama 3 – 7 hari. Namun, sebagian lainnya bisa saja memiliki periode yang lebih lama.

2. Fase Folikuler

Siklus haid pada fase folikuler dimulai pada hari pertama haid (terjadi tumpang tindih dengan fase haid), dan berakhir ketika berovulasi.

Pada awalnya, hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH).

Hormon ini dapat merangsang indung telur untuk menghasilkan 5 – 20 kantong kecil yang disebut folikel. Setiap folikel ini mengandung sel telur yang belum matang. Namun, hanya sel telur paling sehatlah yang pada akhirnya akan matang.

Akan tetapi, dalam kasus yang lebih jarang, seorang wanita bisa saja memiliki dua sel telur yang matang. Selanjutnya, sisa folikel tersebut akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang dapat memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim sehingga tercipta lingkungan yang kaya nutrisi bagi embrio untuk tumbuh. Fase folikel ini rata-rata berlangsung selama 16 hari, namun dapat pula berkisar antara 11 – 27 hari.

3. Fase Ovulasi

Meningkatnya kadar estrogen selama fase folikel memicu kelenjar pituitari melepas hormon luteinizing (LH). Inilah awal terjadinya proses ovulasi, sebagai siklus haid selanjutnya.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepas sel telur yang matang. Sel telur pun bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu dalam siklus haid yang memungkinkan wanita untuk hamil. Ketika mengalami ovulasi, dapat merasakan gejala-gejala berikut:

  • Terjadi sedikit peningkatan suhu basal tubuh (suhu rendah tubuh selama istirahat berkisar antara 35 – 36 derajat Celcius).
  • Vagina mengeluarkan cairan yang lebih tebal dan bertekstur seperti putih telur.
  • Ovulasi terjadi pada hari ke-14 jika memiliki siklus haid 28 hari (tepat di tengah siklus haid).

Fase ini berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur pun akan mati atau larut jika tidak dibuahi.

4. Fase Luteal

Setelah folikel melepaskan sel telurnya, zat ini berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum dapat melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen.

Peningkatan hormon ini membuat lapisan rahim menebal, dan siap untuk ditanami sel telur yang telah dibuahi.

Jika hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang dapat membantu menjaga korpus luteum maupun lapisan rahim tetap tebal.

Sementara, jika tidak hamil, maka korpus luteum akan menyusut dan diserap. Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron yang memicu haid.

Pada siklus haid ini, wanita yang tidak hamil mengalami gejala sindrom prehaid (PMS), seperti:

  • Kembung
  • Payudara terasa nyeri atau bengkak
  • Suasana hati berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Hasrat seks berubah
  • Mengidam makanan
  • Susah tidur

Fase luteal berlangsung selama 11 – 17 hari, umumnya terjadi selama 14 hari. Itulah 4 fase yang terjadi pada siklus haid wanita.

Itulah hal-hal penting yang perlu dipahami tentang siklus haid. Penting untuk selalu mencatat dan menghitung siklus haid yang normal, ya, Kamu.